Sedang Belajar

: belum tahu di pedas lada (belum berpengalaman)

Melancong Ke Danau Tahai & BOSF Nyaru Menteng

Dari Palangka Raya yang berjuluk Kota Cantik. Danau Tahai dan pusat rehabilitasi orang utan yang dikelola BOS (Borneo Orang utan Survival) Foundation berjarak sekira 30 km. Beberapa orang memanggil tempat wisata ini dengan Arboretum Nyaru Menteng. Arboretum memuat pengertian tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan.

Meski sebelumnya sudah pernah ke pusat rehabilitasi orang utan di Pasir Panjang (Kotawaringin Barat), saya tetap penasaran ketika Pak Slamet Hidayat (guru olahraga sekolah) mengajak jalan-jalan ke tempat ini.

Lokasi Danau Tahai dan Arboretum ini tidak terlalu jauh dari jalan poros Provinsi Kalimantan Tengah (arah Sampit-Palangka Raya), namun sayangnya meski beraspal, jalannya sudah banyak yang berlubang. Dari jalan poros tersebut, kita akan menempuh jalan sekira 5 km dari jalan poros menuju Arboretum. Jika sudah mendekati lokasi kita akan mudah mengenalinya dikarenakan pepohonan makin rimbun dan meninggi sejak tempat parkir. Sekilas saya jadi ingat dengan Tahura (Teman Hutan Rakyat) Ir. H. Juanda di kawasan Dago Atas dengan cuaca yang berbeda tentunya.

Setelah saya berkunjung ke Arboretum Nyaru Menteng ini ada beberapa hal baik dari tempat ini sebagai tempat wisata.

  1. Lokasi parkir cukup luas dan teduh dengan kanopi alami dari pepohonan.
  2. Banyaknya papan informasi vertikal yang dipajang sebagai informasi awal memasuki lokasi. Papan tersebut berisi info tentang flora fauna di Desa Nyaru Menteng dan juga mengenai arboretum Nyaru Menteng.
  3. Adanya gedung pemutaran film dengan desain interior yang menarik dengan guide yang tangkas memandu diskusi setelah pemutaran.
  4. Film pendek dengan aktor urama “Pongo” yang dibuat khusus dengan latar belakang tempat-tempat di Kalteng dengan dubber yang istimewa, Christine Hakim.

 

Tak jauh dari Nyaru Menteng (sekira 1 km) ada Danau Tahai yang dikelilingi rimbun tetumbuhan. Sebuah danau yang airnya diam, tak mengalir, kepekatan warna airnyanya menceritakan itu. Ada dua versi mengenai asal muasal terbentuknya danau ini. Ada yang mengatakan berasal dari genangan air bekas galian pasir ada juga yang mengatakan berasal aliran sungai yang telah berhenti mengalir.

Pemandangan Danau Tahai sangat menenangkan dengan banyaknya saung-saung untuk berteduh bagi keluarga, pasangan, maupun jomblowan. Bunyi-bunyi gesekan kayu ulin yang terinjak ketika kita berjalan di atas lajurnya, selalu menjadi sensasi yang menyenangkan. Terutama untuk yang tak bisa berenang seperti saya, bunyi itu bisa juga bermakna alat untuk ngambang dan bertahan hidup 😀 .

Tinggalkan komentar

Information

This entry was posted on 26 Januari 2018 by in Helo Borneo, Pendidikan, Sekolah Eksternal and tagged , , , , .

Goodreads

Keren Tanpa Rokok

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

Bergabung dengan 20 pelanggan lain

kontak via fb

Arsip

Kategori

Pengunjung

  • 109.320 orang

Sedang Berkunjung