Sedang Belajar

: belum tahu di pedas lada (belum berpengalaman)

Ibu Nila Riwut Pahlawan Baru Kami

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memuat pengertian pahlawan adalah orang yg menonjol krn keberanian dan pengorbanannya dl membela kebenaran; pejuang yg gagah berani.

Pahlawan rakyat Indonesia diantaranya adalah para pahlawan nasional. Pahlawan saya sebagai anak, tentu orang tua, keluarga, dan saudara saya. Pahlawan saya sebagai guru adalah murid-murid saya. Nah, bertambah satu pahlawan dalam pelajaran bahasa Indonesia, beliau adalah Ibu Nila Riwut.

Di kelas 9 terdapat dua kali materi mengenai syair (menemukan tema dan pesan syair dan mengidentifikasi unsur syair). Syair sebagaimana kita tahu adalah sejenis puisi lama selain pantun yang khas beredar di seluruh Indonesia. Pengetahuan terbatas saya adalah ketika berpikir bahwa syair hanya banyak berasal dari  daerah melayu yang banyak dijadikan contoh dalam BSE. Hingga suatu kesempatan dapat terhubung pada laman http://maneser.kalteng.net/.

Laman tersebut adalah referensi yang cukup baik mengenai Suku Dayak (lagi-lagi menurut saya :D) yang bisa menambah pengetahuan secara mudah dan murah. Terbatasnya keberadaan toko buku di Sampit adalah suatu tantangan tersendiri dalam mencari bahan ajar yang tepat selain jarak tentunya. Maka kemurahan hati dan kerja keras Ibu Nila Riwut yang menyusun ulang buku karangan Bapak Tjilik Riwut (pahlawan nasional dan Gubernur pertama Kalteng) yang berjudul Manaser Panatau Tatu Hiang (Menyelami Kekayaan Leluhur) agar dapat diakses secara daring (dalam jaringan) adalah udara segar bagi kami. Buku tersebut memuat banyak hal menarik mulai dari makanan khas hingga syair Suku Dayak. Konon, syair dalam buku tersebut merupakan salah satu saja dari syair yang banyak beredar di Kalimantan tengah, namun belum dituliskan (sayang sekali ya).

Syair yang menjadi bahan ajar di kelas khas Kalteng berjudul Mansana Bandar. Syair ini berkisah mengenai petualangan seseorang pria bernama Bandar. Latar tempat dan suasana yang khas tentu membuat kedekatan siswa dengan karya sastra bertambah rapat. Latar tempat seperti Bukit Tengkiling, Sungai Kapuas, Kahayan, dll. adalah tempat-tempat yang beberapa siswa kunjungi.  Penggunaan bahasa dalam syair ini pun cukup mudah dimengerti sehingga mayoritas siswa dapat menelusuri tiap kuatren larik tanpa kesulitan.

Terima kasih Ibu Nila Riwut dan keluarganya!

4 comments on “Ibu Nila Riwut Pahlawan Baru Kami

  1. ruangimaji
    27 November 2011

    Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Bentuk penghargaan yang paling sederhana adalah dengan menjaga dan melestarikan hasil karyanya.

    • Panji Irfan
      30 November 2011

      Betul bapak. Kami sedang mencoba seperti itu :). Terima kasih silaturahminya.

  2. Nila Riwut
    20 November 2011

    Terima Kasih bapak guru Panji Irfan. Saya tersanjung.
    Nampaknya kita berbagi tugas, saya tugas nulis lalu pak Panji yang melanjutkan mengajarkannya kepada murid-murid di kelas. Kerjasama yang baik. Kuiiiiiiy.

    Tabe akan keton handiai.
    NR.

    • Panji Irfan
      22 November 2011

      Ibu dan keluarga melakukan hal yang luar biasa. Saya hanya mencoba melanjutkan kewajiban :D. Anak-anak di kelas kami sangat berterima kasih dan merasa senang membaca kisah-kisah yang dekat dengan mererka. Salam hangat dari kami untuk Ibu dan Keluarga :D.

Tinggalkan komentar

Paling Sering Dibaca

November 2011
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
282930  

Goodreads

Keren Tanpa Rokok

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

Bergabung dengan 20 pelanggan lain

kontak via fb

Arsip

Kategori

Pengunjung

  • 109.283 orang

Sedang Berkunjung